Konon di zaman dulu kala,di Aceh Selatan hiduplah seorang
manusia yang bertubuh besar dan tinggi sebesar 7 meter.Sepanjang hari ia hanya
bertapa sambil berzikir didalam gua,ia dijuluki Tuan Tapa.Setaip detik ia tidak
pernah lupa menyebut nama Allah Swt.Lidahnya selalu basah dengan zikir.Jika lupa
sesaat saja mengingat Allah,ia segera bertaubat dan memohon ampun.
Allah...Allah...Allah...adalah kata yang telah menjadi
hiasan lidah dan hatinya.Segala pikiran dan perhatiannya terpusat semata-mata
kepada Allah.Jika sudah demikian,lenyap sudah kesadarannya.Dalam keadaanya
demikian,ia sering memperoleh ilham atau petunjuk dari Allah.Petunjuk itu
sering diterimanya melalui mimpi atau dalam
keadaan sadar.Ia memeperoleh banyak pengetahuan dan rahasia alam gaib.
Suatu hari datanglah dua ekor binatang ke gua dimana Tuan
Tapa berada.
“Masya Allah,Siapa gerangan kalian?Binatang atau jin”ujar
Tuan Tapa masih dalam keterkejutannya
“Selamat Pagi Tuan,kami adalah sepasang naga yang diusir
dari sebuah negri di sebrang lautan yang disebut Negri Cina.Kami adalah Naga
Jantan dan Betina”ujar Naga Jantan sopan
“Apa kesalahan kalian hingga diusir?Apa pula tujuan dan
maksud kalian datang kemari?”Tanya Tuan Tapa
“Kami diusir karena tidak mempunyai anak.Bangsa kami
beranggapan bahwa kami berdua adalah pembawa sial dan tidak patut tinggal
disana.Bila nanti kami mempunyai anak,baru kami diizinkan kembali ke sana.Untuk
itu mohon izinkanlah kami menetap disini”ucap Naga Betina
“Baiklah,aku mengizinkan kalian tinggal disini.Namun ada syarat-syarat
yang harus kalian patuhi”kata Tuan Tapa
“Apa syarat-syaratnya tuan?”tanya Naga Jantan
“Pertama kalian tidak boleh menggangu ketenanganku saat
bertapa.Kedua,kalian tidak boleh membuat kekacauan disini.Yang terakhir kalian
tidak dibenarkan menggangu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang
ada.Namun,kalian boleh makan tumbuh-tumbuhan dan bintang sebanyak yang kalian
butuhkan untuk kelangsungan hidup”kata Tuan Tapa
Mendengar syarat-syarat yang diajukan oleh Tuan Tapa
itu,kedua naga tersebut bermusyawarah.Beberapa saat kemudia Naga Jantan
berucap”Baiklah kami menyetujui persyaratan tersebut.Namun dimanakah kami akan
tinggal?”
“Tempat tinggal kalian tidak jauh dari sini.Jaraknya sekitar
enam kali panjang tubuh kalian.Yaitu sebuah gunung di sebelah Timur”
“Baiklah,Terima kasih atas kemurahan hati Tuan.Kami akan
berangkat sekarang”ujar kedua naga itu
Kedua naga tersebut berenang menuju ke gunung yang
diceritakan Tuan Tapa.Gunung itu sekarang
berada di kawasan lembah Gunung Naga,Letaknya sekitar 6km dari timur
kota Tapaktuan.Namun,Ketika sampai di gunung tersebut betapa terkejutnya kedua
naga tersebut ketika Tuan Tapa terlihat sudah berdiri di hadapan mereka.
“Wah,kapan Tuan Tapa kemari?Bukankah Tuan Tapa tadi berada
di gua di muara sungai?Padahal kami sudah berenang dengan sekuat tenaga,tetapi
tiba-tiba Tuan Tapa sudah berada disini mendahului kami.Atau Tuan Tapa ternyata
ada 2?”Tanya naga Jantan dengan nada heran
“Sebenarnya aku sudah berada disini daritadi,hanya aku
manusia yang tinggal disini.Maksudku datang kesini untuk memberi tahu kalian
bahwa di sekitar tempat inilah kalian boleh tinggal.Kalian boleh mendaki gunung
dan di gunung tersebut banyak gua yang bisa kalian pilih sebagai tempat
berlindung.Nah sekarang aku pergi dulu ketempat pertapaan”kata Tuan Tapa
meninggalkan kedua Naga itu
“Sungguh ajaib Tuan Tapa itu.Dia pasti bukan orang
sembarangan.Ia adalah orang sakti”ucap Naga Jantan kepada naga betina
“Ya,tuan tapa memiliki kelebihan ketimbang manusia biasa
lainnya”ucap naga Betina
“Baiklah,ayo kita naik ke gunung”ucap naga Jantan
Kedua naga itu naik ke gunung,dan batu-batu dan tanah yang
dilalui kedua naga itu berjatuhan ke pantai.Saat ini,jalan bekas kedua naga itu
disebut “Gunung Jalan Naga”
***
Keesokan harinya,kedua naga itu berniat jalan-jalan di laut
Aceh Selatan itu sekaligu mencari makan
“Bagaimana jika kita mencari makan di daerah
Timur,suamiku?”tanya Naga Betina
“Boleh lah”ucap naga Jantan
Kedua naga itu berenang dengan kecepatan yang menakjubkan
menikmati keindahan laut itu.Hiu-hiu ikut berenang cepat menghindari kedua Naga
itu.Ada sedikit hiu yang mencoba melukai tubuh kedua naga itu.Namun bagaimana
mungkin kawanan hiu melukai naga?Kulit naga dipenuhi sisik-sisik besar dan
tebal untuk melindungi tubuhnya
Saat asyik berenang kedua naga itu melihat benda-benda kecil
berwarna merah yang mengapung di permukaan air laut.Benda itu jumlahnya puluhan
ribu berserakan di laut.Kedua naga itu mendekati benda itu dan ternyata benda
itu adalah buah Pinang
“Banyak sekali pinang itu suamiku”ucap Naga betina
“Benar,sebaiknya kita berinama Air Pinang”ucap Naga
Jantan.Hingga saat ini daerah itu masih ada dan bernama Desa Air Pinang
Mereka melanjutkan perjalanan,dan kemudian menyedot
sekawanan ikan-ikan yang berada di sekitar batu karang dengan mudahnya.Saat
sedang asyik menghisap ikan kecil itu tiba-tiba sebuah bukit kecil terbang
menuju ke tepi pantai.Melihat kejadian aneh itu kedua naga itu berhenti
memangsa ikan
“Apakah bukit itu betul-betul terbang,atau ini hanya mimpi?”ucap
naga Jantan
“Ya,bukit itu benar-benar terbang suamiku”ucap naga Betina
Tidak lama kemudia bukit itu turun perlahan tidak jauh dari
tempat kedua naga itu.Saat ini daerah itu masih ada dan menjadi pemukiman yang
bernama Pemukiman Terbangan.Daerah itu termasuk dalam Kecamatan Kluet Utara,17
km dari Tapak Tuan.Kedua naga itu kemudia melanjutkan memangsa ikan-ikan kecil
itu dan tidak lama kemudian mereka balik menuju gunung tempat mereka tinggal
***
Suatu hari seperti
hari-hari sebelumnya, kedua naga itu kembali berenang ke laut mencari makan,
sekarang mereka pergi ke barat. Mereka meluncur menyusuri kawasan pinggir
pantai menuju ke daerah barat. Mereka membelah ombak lautan yang
bergulung-gulung.
“Hari ini ombak
agak besar, suamiku! Seru Naga Betina.
“Tidak mengapa, istriku. Kita perlu melihat-lihat daerah baru. Mungkin di
daerah itu kita akan melihat hal-hal yang aneh seperti yang kita saksikan di
daerah timur,” kata Naga Jantan.
Setelah kedua naga
berenang beberapa saat, mereka melihat sekelompok udang besar yang sedang berenang
menuju ke muara sungai.
“Cepat, suamiku!
Ayo kita kejar sekelompok udang besar itu!” seru Naga Betina.
Kedua naga itu berenang semakin cepat. Setelah dekat dengan kelompok udang,
dihirupnya air laut kuat-kuat sehingga seluruh udang masuk ke dalam perut
mereka.
Hingga sekarang,
tempat itu disebut Desa Air Berudang dan termasuk salah satu desa di Kecamatan
tapaktuan.
Ketika kedua naga itu hendak pulang kembali ke gua, dari tengah lautan, mereka
mendengar suara tangis bayi. Suara tangis itu semakin lama semakin keras dan
jelas.
“Oh, suara itu
seperti datang dari tengah laut, Suamiku. Ayo, kita berenang ke sana!” seru
Naga Betina.
Begitu sampai di tengah laut, kedua naga itu sangat terkejut. Mereka melihat
seorang bayi sedang terapung-apung di dalam sebuah ayunan yang terbuat dari
anyaman rotan. Anehnya, ayunan rotan itu tidak kemasukan air.
“Padahal anyaman
ayunan rotan ini jarang-jarang, tapi kok tidak kemasukan air, ya? Kalau begitu,
bayi ini pasti bukan bayi sembarangan,” kata Naga Betina.
Yang mengherankan kedua naga tersebut, begitu mereka tiba di tempat
peristirahatannya, ternyata Tuan Tapa sudah berdiri di depan pintu gua.
“Apakah kalian
sudah memeriksa bayi itu baik-baik? Sudahkah kalian periksa apakah bayi itu
laki-laki atau perempuan?” tanya Tuan Tapa.
“Sudah, Tuan. Bayi yang kami temukan seorang bayi perempuan dan di telapak kaki
kakan bayi ini terdapat tahi lalat sebesar lingkaran pusatnya,” sahut Naga
Betina.
“Tapi ..., kami belum tahu dengan apa memberi makan bayi ini, Tuan,” kata Naga
Jantan.
“Itulah yang akan kusampaikan. Bayi itu bukan keturunan binanatang seperti
kalian. Dia adalah anak manusia yang harus dirawat dengan baik,” kata Tuan
Tapa.
“Lalu, bagaimana cara merawatnya, Tuan?” tanya Naga Betina sambil menatap bayi
itu penuh kasih sayang.
“Cara merawatnya
sangat mudah. Benda ini harus kalian isapkan kepada bayi itu setiap dia
menangis. Benda ini adalah pengganti air susu yang kuambil di atas puncak
gunung sana,” ujar Tuan Tapa sambil menunjuk ke utara, tempat gunung yang biru
dan menjulang tinggi.Benda itu adalah sebuah dot bayi yang sudah diisi susu
Kemudian, Tuan Tapa
menjelaskan kepada kedua naga bahwa untuk menjaga keselamatan sang bayi dari
gangguan binatang liar dan buas, ia memerintahkan seekor harimau untuk
menjaganya setiap hari. Harimau itulah yang akan selalu setia mengawasi bayi
tersebut hingga dewasa dan menjadi seorang putri.Gadis itu sekarang telah
memiliki wajah yang sangat cantik.Ia bermata jeli,hidungnya mancung,dan kedua
pipinya berlseung pipit.Rambutnya panjang hitam dan legam dan sedikit
ikal.Kulinya kuning langsat,mulus,dan licin tanpa tandingan.Ia diberi nama
putri naga
Hari demi hari
dilalui putri naga itu demikianlah keadaan sang Putri, ia terhibur selalu
dengan sikap kedua naga itu dan penjagaan dari sang Harimau yang setia
mengawasinya.Suatu hari,ia bertanya kepada dirinya sendiri kenapa ia berbeda
dengan orang tuanya
Ia bertanya kepada
harimau yang selalu menjaganya,namun harimau itu menjawab”Saya tidak tahu tuan
Putri.Saya ditugaskan Tuan Tapa hanya untuk menjaga dan mengawal tuan Putri”
Karena tidak puas
dengan jawaban harimau,ia menanyakan kepada daun-daun kering yang berjatuha
“Saya sendiri tidak
tahu kenapa harus berubah warna dari hijau menuju kuning kecokelatan,kemudian
jatuh dari dahan dan jatuh ke bumi.Untuk itu coba tuan putri Tanyakan pada sang
Awan”ucap daun itu
Kemudia Tuan Putri itu bertanya kepada sang Awan
“Oh tuan Putri saya ini hanya sekumpulan dari air yang
mengalir lewat berbagai sungai besar dan kecil di atas bumi.Untuk itu tanyakan
saja pada bumi”
Kemudia ia bertanya kepada bumi,dan medesak bumi untuk
menjawab pertanyaannya
“Saya ini sama dengan daun,harimau ataupun sang awan,Kami
sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.Saya tidak begitu tahu asal-usul putri.Coba
putri tanyakan saja kepada Tuan Tapa”
Saat itu juga Putri Naga itu bergegas pergi menuju ke tempat
Tuan Tapa,namun tiba-tiba Tuan Tapa itu sudah berdiri didepan sang Putri itu
“Wahai putri bungsu.Kamu adalah anak seorang raja.Ketika kamu masih bayi,kamu hanyut di
tengah lautan.Saat kamu terapung-apung di lautan kedua naga itu datang
menyelamakanmu dan mengangapmu sebagai anaknya.Tidak lama lagi orang tuamu akan
menjemputmu”ucap Tuan Tapa
“Oh tuan Tapa yang sakti.Betulkah ayah saya seorang raja dan
nama saya adalah putri bungsu?”
“Benar ayahmu adalah raja kerajaan Asralanoka,didekat pulau
India.Kamu diberi nama putri bungsu karena kamu paling kecil diantara tiga
bersaudara”ujar Tuan Tapa
Mendengar perkataan Tuan Tapa itu sang putri Bungsu langsung
pergi meninggalkan Tuan Tapa
***
Beberapa hari kemudia datanglah orang tua asli putri
tersebut dan meminta izin Tuan Tapa untuk bersedia mengambil kembali anak
mereka.Tuan Tapa menyuruh agar meminta izin kepada kedua naga itu sebagai sang
penyelamat putri tersebut.Orang tua kandung putri itu pun meminta izin kepada
kedua naga itu.Namun kedua naga itu menolak.Mengetahui hal itu Tuan Tapa pun
ikut campur tangan
“Putri itu adalah anak dari manusia dan bukan keturunan
kalian wahai sang naga.Kalian tidak berhak untuk melarangnya pergi bersama
orang tua kandungnya”ucap Tuan Tapa
“Tidak,kamilah yang membesarkan dan merawak putri ini.Kami
berhak memilikinya”ucap naga Jantan
Kedua naga itu tetap bersikukuh menolak hal itu.Dan kedua
naga itu berencana membawa putri itu bersama mereka menuju ke Negeri Cina.Namun
Tuan Tapa tidak membiarkan hal itu terjadi sehingga terjadilah perkelahian
sengit antara kedua makhluk sakti tersebut.
Naga Jantan menyerang Tuan Tapa dengan ekornya sehingga Tuan
Tapa terbanting dalam lembah.Naga Jantan menghampiri Tuan Tapa dan terus menyerang
kembali dengan ganas sambil mengerang dan membuka mulutnya lebar-lebar.Tuan
Tapa berusaha menghindari setiap serangan yang dilayangkan oleh Naga Jantan.Ada
serangan Naga Jantan yang mengenai kaki Tuan Tapa dan Tuan Tapa pun sempat
terlempar ke laut.Melihat kakinya berdarah,Tuan Tapa pun marah dan menggunakan
tongkatnya.Ketika Naga Jantan mengeluarkan serangan berikutnya,Tuan Tapa
menyambutnya dengan libasan tongkatnya.Tubuh Naga pun terpelanting ke udara dan jatuh berkeping-keping di
pantai.Darah dari tubuh naga yang hancur itu tumpah ke mana-mana.Hingga saat
ini bekas tubuh naga yang berupa gumpalan darah dan hati itu masih dapat
dilihat di pantai Desa Batu Hitam dan Batu Merah,sekitar 3km dar kota Tapaktuan
dalam bentuk batu.
Sekarang Naga Betina pula menyerang Tuan Tapa, tapi
serangan itu dapat dipatahkan oleh Tuan Tapa, meskipun tongkat dan topi Tuan
Tapa sempat tercampak ke laut, dan hingga sekarang tongkat dan topi itu masih
ada dan telah menjadi batu yang terdapat di kawasan pantai Tapaktuan. Sementara
Naga Betina yang hendak melarikan Putri Bungsu gagal. Malah hewan itu mengamuk
sambil melarikan diri ke negeri Cina. Dalam pelariannya itulah Naga Betina
membelah sebuah pulau di kawasan Bakongan hinga menjadi dua bagian, dan hingga
sekarang pulau itu bernama Pulau Dua. Bahkan hewan itu mengamuk sambil memporak
porandakan sebuah pulau. Pulau itu terpecah-pecah hingga 99 buah. Itulah hingga
kini disebut Pulau banyak yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil.
Sejak kejadian itu
Tuan Tapa jatuh sakit.Dan seminggu kemudian meninggal dunia.Jasadnya dikburkan
di dekat Gunung Lampu(tepatnya di Kelurahan Padang,Tapaktuan).Sang putri
berhasil kembali bersama orangtuanya namun mereka menetap di Aceh
Selatan.Menurut cerita merekalah asal usul masyarakat kota Tapaktuan.Dari
kejadian itulah,ibu kota Aceh selatan diberi nama Tapaktuan,artinya telapak
kaki Tuan Tapa
Sumber:
Buku:"Legenda Tapaktuan:Kisah Naga Memelihara Bayi Raja".Penerbit Mitra Gama Widya