Eumpang Breuh kalau di indonesiakan artinya Karung beras atau Goni Beras. Eumpang Breuh dalam Film komedi ini berarti sebuah keberuntungan bagi Joni Kapluk karena mendapatkan seorang kekasih/istri secantik dan sekaya Yusniar anak sematang wayang Haji Uma, Jadi intinya Jonni Kapluk dengan serba kekurangan setelah dengan segala daya dan upaya akhirnya mendapatkan Yusniar ibarat mendapatkan karung beras.sebuah kisah cinta yang penuh liku dan rintangan dan yang pasti kocak
Eumpang Breuh ( Preman Gampong )
adalah film serial Komedi Aceh yang sudah Top Markotop di Nanggroe Aceh ini
juga menggambarkan dan menceritakan tentang kehidupan dipedesaan Aceh, Dikemas
dengan topik yang terjadi sehari-hari dan memunculkan realitas akting dari para
pemainnya. Grup lawak ini tidak hanya digemari oleh kawula muda, namun juga
sangat dinantikan episode-episode lainnya oleh berbagai kalangan ataupun usia.
Serial yang menghebohkan jagat industri film Aceh ini disutradarai oleh Ayah
Doe dan Din Keramik sebagai Produser.
Adapun bintang utamanya di perankan oleh :
Adapun bintang utamanya di perankan oleh :
1. Abdul Hadi sebagai Joni Kapluk
Abdul Hadi yang lebih populer
dengan sapaan Bang Joni ( Panggilan warga dan panggilan mesra Yuniar ) atau
Kapluk ( Panggilan akrab Mando dalam serial Eumpang Breuh )adalah pria
kelahiran Jungka Gajah pada 6 Februari 1971. Mantan penyiar ini juga sebelumnya
telah pernah menyutradarai Film Aceh namun tidak sukses seperti Eumpang breuh
dan sering tampil di pentas-pentas seni Nanggroe Aceh Darussalam.
Dalam film Komedi Aceh Eumpang Breuh Abdul Hadi telah berhasil mengecap kesuksesan seiring meledaknya penjualan Eumpang Breuh di pasaran. Abdul Hadi yang mengaku baru punya satu istri ini dan mempunyai anak tiga orang ini merasa sangat bersyukur terhadap apa yang telah diraihnya sekarang ini.
Dalam film Komedi Aceh Eumpang Breuh Abdul Hadi telah berhasil mengecap kesuksesan seiring meledaknya penjualan Eumpang Breuh di pasaran. Abdul Hadi yang mengaku baru punya satu istri ini dan mempunyai anak tiga orang ini merasa sangat bersyukur terhadap apa yang telah diraihnya sekarang ini.
Nurhasyidah atau yang lebih dikenal dengan Yusniar ini adalah
karyawan BPD Cabang Lhokseumawe. Gadis kelahiran 11 Desember 1987 ini merupakan
anak ketiga dari pasangan Husaini dan Meta.Nurhasyidah telah memperoleh hampir
segalanya diusianya yang masih ralatif muda.Berkat tangan dingin Ayah Doe yang
menjadi sutradara Eumpang Breuh Nurhasyidah dalam perannya yang apik telah
menunjukkan kepiawainnya di film Komedi Aceh Eumpang Breuh.
Sulaiman alias Mando Gapi lebih ngetop dengan panggilan Mando (
sapaan akrab Kapluk dalam serial Eumpang Breuh )atau Nek Mando lahir di Bireuen
tahun 1970. Sebelum bermain dalam Film Eumpang Breuh Sulaiman dulunya adalah
pedagang yang bergerak dalam bisnis jual beli udang. Dalam film Komedi Aceh
Eumpang Breuh Mando sangat melekat di hati pemirsa dengan perannya yang kocak ,
walaupun demikian sosok asli dalam keseharian kelihatan sangat jauh berbeda
dengan perannya di Eumpang Breuh.
Umar Pradana yang lebih beken dengan panggilan Haji Uma ini adalah
pria kelahiran Alue Awe 11 Oktober 1973 dan saat ini telah mempunyai dua orang
anak. Umar Pradana dalam kesehariannya disamping seorang Mubalig alias
Pendakwah juga disibukkan dengan aktifitas menyiar di Radio Citra Multi Swara
yang dikelolanya.Dalam film Komedi Aceh Eumpang Breuh Haji Uma ini sepertinya
tidak bisa dipisahkan dari Parang dan merupakan sosok yang bertemperamen tinggi
hingga kelihatan sangat sangar dan sangat ditakuti oleh Kapluk, Mando dan
masyarakat. Sosok asli dalam keseharian sangat jauh berbeda dengan perannya di
Eumpang Breuh.
Para pemeran utamanya seperti Joni
Kapluk dengan sifat innocentnya, Yusniar dengan aura pesona khas wajah wanita
Aceh, Haji Uma yang awalnya tampil tempramen dan sangat emosional dan
belakangan sudah sedikit civilized, dan Mando yang selalu setia menemani Bang
Joni mewujudkan impiannya serta menjadi pemberi solusi yang kocak dan ampuh
terhadap masalah yang dihadapi Bang Joni, seakan menjadi magnet tersendiri bagi
para penggemarnya.
Grup lawak ini sudah sangat eksis di Aceh, semoga saja bisa bersaing di tingkat nasional dengan menampilkan berbagai kultural yang berbeda. Grup yang sudah melakoni sembilan episode tayangnya dan 3 episode Special serta telah memproduksi ratusan ribu keping compact disk ini, sangat dinantikan aksi panggungnya oleh mayoritas pecinta humor dan awak di Aceh.
Sekedar info bahwa film ini telah meluncurkan 10 episode
Ini cuplikan video dari Eumpang Breuh seri ke 7
Source:Acehdalamsejarah.blogspot.com
empang breuh 1 menjiplak film kembang polaria
BalasHapusAnonim:Oke gan,sebelumnya ane kurang begitu tahu soal jiplak menjiplak.Tapi makasih infonya.
BalasHapusTapi setau saya Eumpang Breuh 1 itu diciptakan/diproduksi jauh LEBIH DAHULU ketimbang film kembang polaria milik masyarakat Sambas.
Lain ceritanya jika anda memiliki BUKTI(FAKTA) mengenai bahwa Eumpang breuh menjiplak film kembang polaria
Cap "Menjiplak" itu adalah sebuah HINAAN/KRITIKAN terlebih lagi anda tidak memberikan bukti secara nyata.
Hanya pendapat,salam damai gan
Ternyata Kembang Polaria yg dibangga- banggakan adalah hasil tiruan... Mok Lassot Tiruan... hahahaaa...
BalasHapusAnonim yg atas.. jangan cepat bilang jiplak menjiplak dulu... buktikan dulu... Saya setuju seperti apa yg dikatakan gan Ahmad Faiz,
BalasHapusEumpang Breuh diproduksi sekitar thn 2007, sedangkan Kempol atau Kembang Polaria thn 2012... sekarang siapa yg menjiplak siapa yg kena jiplak...
Plagiarisme sepertinya sudah menjadi tradisi di zaman sekarang ini. Sudah banyak sekali prilaku menjiplak atau mengambil karya millik orang lain tanpa izin dan mengakuinya sebagai karya sendiri. Bisa di bilang plagiarisme sebagai pelanggaran UU hak cipta. Sesuai yang tersirat pada UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Terutama apabila karya tersebut telah dipatenkan. Sebab, dengan kita menjiplak atau bahkan bisa juga disebut mencuri hasil karya orang lain tanpa izin. Bisa dibilang kita telah merugikan sang pemilik karya tersebut.
BalasHapusPlagiarismepun dapat dikatakan sebagai pelanggaran etika. Sebagai seorang manusia kita telah diajari apa itu etika. Termaksut etika apabila kita ingin menggunakan suatu hasil karya milik orang lain, baik dalam bentuk tulisan atau yang lain. Dengan kita menjiplak karya orang lain tanpa izin saja sudah menunjukkan bahwa kita telah melakukan pelanggaran etika. Bisa dibayangkan betapa marah atau kecewa serta sedihnya sang pemilik karya jika tahu karyanya telah dijiplak oleh kita bahkan diakui sebagai karya buatan kita. Padahal dia telah dengan susah payah membuat karya tersebut.
http://ikhsanputrapratama.blogspot.com/2011/12/plagiarisme-sebagai-pelanggaran-uu-hak.html
aku urang sambas jua ye.., yang kutau beh Eumpang Breuh jauh lebih dulu tampil, ini film paling kocak yg saya tonton, saya nnton pertama kali saja sekitar tahun 2008, itu Eumpang Breuh sudah produksi beberapa episode klo tidak salah sudah sampai part 6, dan di tahun 2011 sudah masuk ke part 9, sedangkan kembang polaria produksi thn 2012, dan Eumpang Breuh thn 2013 masuk ke part 10. dan skrng sdh part 14 atau 15, saya blm nnton filmnya.... JADI....kesimpulan....
BalasHapusEumpang Breuh lebih dulu dari kempol(kembang polaria)sambas.
dan bisa saja. kebalikan apa yg dituduhkan. kempol yg nge jipla....k Eumpang Breuh
buat #Jomlosambas jgn sok sok an ahli undang2 klo gak tau undang2. klo anda ahlinya gak pake copypaste tuh komentarnya....
buat #anonim anda tambah lagi wawasan anda, jgn cuma pandai nuduh2 gak jelas...
Jak ngomong tolen yebe... "kantutek mukemu sie..."
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAnonim11 September 2015 02.50 by
Hapus@heldi ivan jason tyow/subah/tebuahelok/elokasam.