Museum Tsunami dari Arah Kerchoff |
Untuk mengenang dan peringatan
peristiwa bencana TSUNAMI yang melanda aceh pada tahun 2004 silam. Aceh
membangun sebuah museum yang didirikan oleh arsitekutr bernama Ridwan Kamil
asal Indonesia ini. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan
luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris.
Museum ini konon merupanya museum tsunami pertama dan
satu-satu di Indonesia. Bahkan di Asia museum tsunami hanya ada dua; di Jepang
dan Aceh
Museum tsunami Aceh yang berbentuk kapal ini adalah hasil
rancangan lulusan Arsitektur ITB. Dari dekat tidak kelihatan berbentuk kapal
karena dimensi bangunan yang besar, tetapi kalau dilihat dari udara tampaklah
seperti kapal dengan cerobongnya
Desain dan pembangunan Museum Aceh dengan konsep
‘Rumoh Aceh as Escape Building’ mempunyai beragam filosofi. Pada lantai dasar
museum ini menceritakan bagaimana tsunami terjadi melalui arsitektur yang
didesain secara unik. Pada masing-masing ruangan memiliki filosofi tersendiri yang
mendeskripsikan gambaran tentang tsunami sebagai memorial dari
bencana besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam yang menelan korban
jiwa dalam jumlah yang cukup besar mencapai kurang lebih 240.000 jiwa. Berikut
filosofi dari design lantai dasar Museum Tsunami Aceh.
1. Space of Fear (Lorong Tsunami)
Lorong Tsunami merupakan akses awal pengunjung untuk
memasuki Museum Tsunami. Memiliki panjang 30 m dan tinggi mencapai 19-23 m
melambangkan tingginya gelombang tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam.
Air mengalir di kedua sisi dinding museum, suara gemuruh air, cahaya yang
remang dan gelap, lorong yang sempit dan lembab, mendeskripsikan ketakutan
masyarakat Aceh pada saat tsunami terjadi, atau disebut space of fear.
2. Space of Memory (Ruang Kenangan)
Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, pengunjung
akan memasuki Ruang Kenangan (Memorial Hall). Ruangan ini memiliki 26
monitor sebagai lambang dari kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember
2004. Setiap monitor menampilkan gambar dan foto para korban dan lokasi bencana
yang melanda Aceh pada saat tsunami sebanyak 40 gambar yang ditampilkan dalam
bentuk slide. Gambar dan foto ini seakan mengingatkan kembali
kenangan tsunami yang melanda Aceh atau disebut space of memory yang
tidak mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut.
Ruang dengan dinding kaca ini memiliki filosofi
keberadaan di dalam laut (gelombang tsunami). Ketika memasuki ruangan ini,
pengunjung seolah-olah tengah berada di dalam laut, dilambangkan dengan
dinding-dinding kaca yang menggambarkan luasnya dasar laut, monitor-monitor
yang ada di dalam ruangan dilambangkan sebagai bebatuan yang ada di dalam air,
dan lampu-lampu remang yang ada di atap ruangan dilambangkan sebagai cahaya
dari atas permukaan air yang masuk ke dasar laut.
3.Space
of Sorrow (Ruang Sumur Doa)
Melalui Ruang Kenangan (Memorial Hall),
pengunjung akan memasuki Ruang Sumur Doa (Chamber of Blessing). Ruangan
berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki
kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya,yang
didapat dari Palang Merah Indonesia. Ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan
massal tsunami dan pengunjung yang memasuki ruanga ini dianjurkan untuk
mendoakan para korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Ruangan ini juga menggambarkan hubungan manusia dengan
Tuhannya (hablumminallah) yang dilambangkan dengan tulisan kaligrafi
Allah yang tertera di atas cerobong dengan cahaya yang mengarah ke atas dan
lantunan ayat-ayat Al-Qur’an. Ini melambangkan bahwa setiap manusia pasti akan
kembali kepada Allah (penciptanya).
4.Space
of Confuse (Lorong Cerobong)
Setelah Sumur Doa, pengunjung akan melewati Lorong
Cerobong (Romp Cerobong) menuju Jembatan Harapan. Lorong ini sengaja didesain
dengan lantai yang bekelok dan tidak rata sebagai bentuk filosofi dari
kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun
2004 silam, kebingungan akan arah tujuan, kebingungan mencari sanak saudara
yang hilang, dan kebingungan karena kehilangan harta dan benda, maka filosofi
lorong ini disebut Space of Confuse. Lorong gelap yang membawa
pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah harapan bahwa masyarakat
Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya bantuan dunia untuk Aceh
guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis masyarakat Aceh yang pada
saat usai bencana mengalami trauma dan kehilangan yang besar.
5.Space
of Hope (Jembatan Harapan)
Lorong cerobong membawa pengunjung ke arah Jembatan
Harapan (space of hope). Disebut jembatan harapan karena melalui
jembatan ini pengunjung dapat melihat 55 bendera dari 55 negara yang ikut
membantu Aceh pasca tsunami, jumlah bendera sama denga jumlah batu yang
tersusun di pinggiran kolam. Di setiap bendera dan batu bertuliskan kata
‘Damai’ dengan bahasa dari masing-masing negara sebagai refleksi perdamaian
Aceh dari peperangan dan konflik sebelum tsunami terjadi. Dengan adanya bencana
gempa dan tsunami, dunia melihat secara langsung kondisi Aceh, mendukung dan
membantu perdamaian Aceh, serta turut andil dalam membangun (merekontruksi)
Aceh setelah bencana terjadi.
Petunjuk:
1.Museum Tsunami dibuka dari
Selasa-Minggu.Mengikuti peraturan standar pelayanan museum di seluruh
dunia,hari Senin tidak ada aktifitas disini
2.Tidak ada biaya masuk(Gratis)
3.Waktu Kunjungan:
Senin dan Hari Libur Nasional TUTUP
Selasa-Kamis : 09.00-16.30(Istirahat 12.00-14.00)
Jum'at :09.00-16.30(Istirahat 11.30-14.30
Sabtu-Minggi:09.00-16.30(Istirahat 12.00-14.00)
4.Pada hari sekolah,pengunjung dilarang masuk mengenakan baju seragam sekolah tanpa Guru pendamping
5.Tas dan Makanan tidak diperkenankan
masuk ke dalam Gedung.Tersedia tempat penitipan Tas
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar
Harap berkomentar dengan cerdas dan bijak.Diharapkan anda tidak berkomentar dengan komentar yang berbau sara,rasis,dll
Terima kasih