Di
antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk
dalam kategori seni tari yang
sangat menarik.
Keunikan
tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan.
Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang
harmonis.
Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis.
Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.
Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis.
Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.
Sejarah
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu.
Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Pengenalan Tari Saman
Jika Anda menyaksikan pertunjukan seni dan budaya
di pagelaran internasional maka mungkin Anda akan menyaksikan tari tradisional
Aceh yang unik ini, yaitu tari Saman. Tari Saman merupakan salah satu seni
pertunjukan menarik milik Indonesia, bahkan sering dipentaskan sebagai duta
tarian Indonesia di berbagai ajang internasional.
Tarian penuh nilai ini diciptakan oleh seorang
Ulama Aceh bernama Syekh Saman abad ke-16 M. Pada mulanya tarian ini hanya
merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar
masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan
syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, sehingga saman menjadi
media dakwah saat itu. Dahulu latihan saman dilakukan di bawah kolong Meunasah
yaitu sejenis surau bangunan panggung. Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan
maka syekh menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang rakyat Aceh.
Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih
sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan.
Tarian ini secara luas dikenal sebagai tarian asli
masyarakat Gayo karena tarian ini lahir di Aceh Tengah. Banyak masyarakat
modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa mengadopsi keharmonisan dan
kecepatan gerakan tarian ini. Namun, keaslian tari ini tidak pernah bisa ditiru
karena esensi tarian ini hanya akan Anda temukan di Aceh.
Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan
kebanyakan mengenakan seragam berwarna-warni yang cerah, tarian ini merupakan
pengembangan dari seni tari Aceh yang disebut Pok Ane. Tarian Saman diiringi
alunan puisi, musik, dan nyayian yang dikombinasikan dengan tepukan tangan,
tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini sangat harmonis dan cepat sehingga
sanggup membuat penonton terkagum-kagum.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan dengan modifikasi gerak lainnya.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.
Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan dengan modifikasi gerak lainnya.
Satu ciri menarik dari tari Aceh adalah bahwa ia
dilakukan secara berkelompok. Seudati yang heroik dilakukan oleh delapan orang.
Saman, sebagian menyebutnya “tari tangan seribu” alias “a thousand hand dance”
yang rampak dan dinamis biasanya dilakukan oleh sepuluh orang laki-laki atau
sepuluh orang perempuan. Likok Pulok juga demikian, walaupun bisa juga
ditarikan delapan atau dua belas orang. Tari Ranub Lampuan yang indah untuk
memuliakan tamu biasanya dilakukan oleh enam atau delapan dara Aceh. Tak ada
tari Aceh yang dilakukan sendiri alias secara solo.
Apakah karena orang Aceh tidak
berani menari sendiri? Rasanya bukan. Karena konon orang Aceh punya keberanian
individu yang hebat. Tak kurang Sang Pramoedya mengakuinya. ”Orang Madura
beraninya carok, orang Jawa kalau berantam suka tawuran, tapi orang Aceh punya
keberanian individual yang luar biasa” begitu kira-kira kata Pram dalam salah
satu wawancara menjelang akhir hayatnya.
Saat Perang Aceh, ketika
perlawanan pasukan Aceh mulai lemah, pasukan kolonial Belanda sering diamuk
pejuang Aceh secara individu sehingga dikenal “Atjehnese murder” (Atjeh-moord).
Fenomena yang sama pernah muncul dimasa DOM dan aneka operasi militer serdadu
Indonesia di Aceh 1980-an ke atas.
Ciri khas lainnya aneka tarian
Aceh adalah adanya syekh (pemimpin) dan kadang-kadang juga aneuk syech, semacam
wakil atau asisten dari syech. Ini bisa jadi ada hubungannya dengan kosep imam
dan amir dalam Islam yang mempunyai wajah unik tersendiri di Aceh. Bahwa setiap
kelompok lebih dari satu orang, harus memilih satu orang pemimpin. Jika dua
orang melakukan perjalanan, maka salah satunya dipilih jadi amir perjalanan.
Konsep pemimpin dalam Islam
juga mewujud dengan jelas dalam shalat berjamaah yang sangat demokratis dan
egaliter, yang konon menjadi sumber inspirasi pencipta Likok Pulok. Siapa saja
boleh menghadap Tuhan-nya di barisan terdepan di belakang imam atau bahkan
menjadi imamnya. Siapa pun bisa jadi imam asal memenuhi syarat yang dapat
dipenuhi siapa saja yang mau belajar dan mengamalkannya. Makmum, pengikut imam,
harus ikut gerakan imam. Tapi makmum bisa mengingatkan jika imam lupa. Bila
imam, maaf, kentut, siapapun di belakang imam boleh menggantikannya dan imam
dengan kesadaran snediri harus mundur. Imam perlu jamaah. Sebaliknya, jamaah
tidak jalan tanpa imam. Karena itu, tarian Aceh adalah tarian berjemaah!
Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya
menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis.
Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin
lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman
biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan
menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin
yang lazimnya disebut Syech.
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk
dalam jenis kesenian ratoh duk (tari
duduk) dimana posisi
penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang
pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk
berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi,
sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan
sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60°(langat). Terkadang saat melakukan gerakan
tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam
posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi
dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka
para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang
serius agar dapat tampil dengan sempurna.
Selain tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah
tarian tradisional yang unik dan memikat, antara lain Seudati dan Rapai Geleng.
Tari Saman dari Aceh ini sudah menyusul untuk didaftarkan sebagai World
Intangible Heritage oleh UNESCO. Tari Saman mendapatkan registrasi 01.01.01.001
ke UNESCO agar menjadi warisan Indonesia dan dunia dalam kategori warisan
budaya bukan benda.
Makna
dan Fungsi
Tari
Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat
untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang
berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di antunkan dalam
tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Namun
dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering
berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara
lain.
1.
Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian : Rengum, yaitu sebagai pembukaan
atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar
pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung
disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain
berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada
tumbuh-tumbuhan.
2.
Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang
penari pada bagian tengah tari.
4.
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang
tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Berikut ini adalah sebuah video tari Saman yang diperoleh dari Youtube.com
0 komentar:
Posting Komentar
Harap berkomentar dengan cerdas dan bijak.Diharapkan anda tidak berkomentar dengan komentar yang berbau sara,rasis,dll
Terima kasih