11 Masjid Terindah di Dunia

Masjid adalah sebuah tempat ibadah bagi umat muslim.Banyak sekali kita temukan masjid-masjid yang mempunyai desain serta bentuk yang unik dan indah.Kali ini kami rangkum 11 masjid terindah di dunia...

Filosofi Ruangan Museum Tsunami Aceh

Untuk mengenang dan peringatan peristiwa bencana TSUNAMI yang melanda aceh pada tahun 2004 silam. Aceh membangun sebuah museum yang didirikan oleh arsitekutr bernama Ridwan Kamil asal Indonesia ini...

Legenda Tapak Tuan

Konon di zaman dulu kala,di Aceh Selatan hiduplah seorang manusia yang bertubuh besar dan tinggi sebesar 7 meter.Sepanjang hari ia hanya bertapa sambil berzikir didalam gua,ia dijuluki Tuan Tapa...

11 Stadion Terbaik di Indonesia

Di abad 21 ini,sepak bola mungkin menjadi rajanya olahraga di seluruh dunia.Sepak bola menjadi salah satu olahraga terpopuler di dunia.Untuk bermain sepak bola dibutuhkan sebuah lapangan atau yang biasa disebut Stadion...

Bubur Kanji Rumbi

Bubur Kanji Rumbi adalah salah satu makanan khas Aceh,ingin tahu seperti apa sih bubur kanji rumbi serta resepnya?Mari kita...

Selasa, 26 Februari 2013

Persiraja Taklukan PSLS Lhokseumawe 1-0

persiraja menang
Pemain Persiraja,Mukhlis Nakata(kiri) berebut bola dengan pemain PSLS Lhokseumawe,Zalwandi(kanan)

BANDA ACEH - Persiraja Banda Aceh berhasil mendulang tiga poin usai mengalahkan tim promosi PSLS Lhokseumawe dengan skor 1-0 dalam laga perdananya di Indonesian Premier League (IPL) musim 2013. 

Gol semata wayang diciptakan Septi Heriansyah pada menit 16, sekaligus menahbiskan Laskar Rencong (julukan Persiraja) sebagai pemenang partai derby Aceh yang berlangsung di Stadion Dimurthala Lampinueng, Banda Aceh, Selasa (26/2/2013) sore. 

Kedua tim langsung memperagakan permainan menyerang sejak menit-menit awal pertandingan. Sebuah kemelut di depan gawang PSLS berhasil dimanfaatkan stiker anyar Persiraja, Septi Heriansyah dengan menyontek bola ke jala. 1-0 tuan rumah memimpin. 

Kubu Persiraja mendapat petaka pada menit 26. Sang kapten Erik Saputra diganjar kartu merah karena membuat pelanggaran keras terhadap David Konah Batoe. Center beck Laskar Pase (julukan PSLS) itu harus dilarikan ke rumah sakit usai ditekel Erik. 

Kehilangan Erik membuat tensi permainan Persiraja menurun. Persiraja kali ini minim pemain berpengalaman, karena pemain yang merumput di sana musim lalu banyak yang hengkang ke klub lain akibat tidak jelasnya nasib Laskar Rencong.

Pemain lama yang masih bertahan adalah Andrea, Mukhlis Nakata, Fahrizal Dillah dan Erik. Selebihnya diisi pemain-pemain U-21 dan U-23 yang direkrut dari klub-klub amatir di Banda Aceh. Bahkan musim ini Persiraja tak diperkuat pemain asing.

Minimnya jam terbang rata-rata pemain membuat mereka sedikit canggung berada di lapangan. Praktis hal ini dimanfaatkan Laskar Pase dengan mencoba mendominasi permainan, namun hingga jeda mereka tak berhasil menyamakan kedudukan. 

Memasuki babak kedua, Suheri Daud dan kawan-kawan masih menguasai jalannya pertandingan. Sebuah umpan datar Muhammad Rizal Juzli ke depan gawang Persiraja gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Carlos Raul karena terburu-buru. 

Persiraja sendiri nyaris menggandakan keunggulan melalui serangan balik. Sayangnya tendangan Fahrizal Dillah dalam kotak penalti masih mampu ditepis Sukirmanto, kiper PSLS. 

PSLS berhasil menciptakan beberapa peluang, namun buruknya penyelesaian akhir memupuskan harapan mereka. Persiraja sendiri kerap mengancam lewat serangan balik, namun hingga peluit akhir dibunyikan skor 1-0 tak berubah. 

Pelatih Persiraja Maman Suriaman mengaku, kalau kemenangan timnya hari ini hanya berkat keberuntungan."Kami masih banyak kelemahan di sana-sini, kita menang hanya karena keberuntungan saja," ujarnya.Namun kemenangan ini, kata dia, menjadi modal penting dalam menjamu Persijap Jepara akhir pekan nanti. 

Sementara Nasrul Koto, Pelatih PSLS mengatakan, kekalahan pihaknya dipengaruhi kondisi lapangan yang buruk karena usai diguyur hujan, sehingga sulit mengembangkan permainan. Selain itu, penyelesaian yang kurang baik dari lini depan timnya juga menjadi faktor kekalahan. 

Susunan pemain:

Persiraja: Amiruddin (GK). Andrea, Irwandi Mahya, Andri Mulyadi, Ahmad Yani (DF). Eric Saputra (C), Hendra Sandi, Mukhlis Nakata, Miftahul Hamdi/Muhammad Nasir (MF). Septi Heriansyah/M Lirival Andria, Fahrizal Dillah/Faumi Syahreza (FW).

PSLS: Sukirmanto (GK). Afrizal Abas, David Konah Batoe/Muhammad Isa, Indra Gunawan, Mukhlis Rasyid (DF). Hendra Sahputra (C), Tomi Pranata, Muhammad Rizal Juzli (MF). Suheri Daud/Catti Carlos Raul, Zalwandi/Mahdi Sulaiman, Camara Fassawa (FW).

Sumber:okezone.com

Inilah Tayangan "Yahudi" Metro TV yang Meresahkan itu

Metro TV dianggap sesat


Setelah pernah menilai Rohis sebagai “Generasi Baru Teroris!” diprogram "Metro Hari Ini" pada 15 September 2012 pukul 18.00 WIB dalam dialog, MetroTV kini dinilai meresahkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dalam tayangan INSIDE edisi “Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” edisi Kamis, 14 Februari 2013.

Tayangan berdurasi 5 menit 36 detik yang ditulis Monique Rijkers menggambarkan komunitas Yahudi di Indonesia.

Hanya saja, tayangan ini dirasa mengganggu setelah adanya visualisasi beberapa organisasi massa Islam yang ditampilkan dalam program ini. Misalnya, di 20 detik pertama, dengan sangat jelas digambarkan aksi massa KAMMI sedang berdemonstrasi yang diakhiri pembakaran replika bendera Yahudi, Bintang Davis. 

Pada 20 detik selanjutnya, menyusul aksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga melakukan aksi anti Yahudi.

Memang tak ada pernyataan KAMMI, PKS, HTI atau ormas-ormas Islam lainnya. Hanya saja, saat visualiasi, ikut diselipkan istilah massa intoleran dan anti Semit (anti Yahudi). “Di Indonesia masih banyak sikap anti semit,” demikian ulasan Metro.

Dalam ulasan itu Metro juga mengakui memang Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan tak mengakui negeri Yahudi tersebut, namun menurut televisi ini, usaha mendekatkan dengan Yahudi itu sudah lama dimulai di jaman Gus Dur.

"Tetapi di era Gus Dur (Abdurrahman Wahid, red) kedekatan dengan Israel terjalin. Bahkan Gus Dur bersahabat dekat dengan keturunan Yahudi. Sementara dalam hubungan ekonomi, meski tidak resmi, hubungan dagang kerap berlangsung," ujar Metro. 

Media ini juga menyebut kedatangan George Soros yang pernah menemui Presiden Susilo B Yudhoyono.

George Soros, adalah miliarder Yahudi berkebangsaan AS yang pernah mengantar Indonesia bersama sejumlah negara lainnya ke lembah kelam bernama krisis moneter tahun 1997/1998.
Menurut Metro, komunitas Yahudi di Indonesia kini bahkan makin meningkat, khususnya di kalangan penganut Kristen. Ini ditandangi program-program perjalanan ruhani ke Yerussalem. 

Selain program-program tersebut, salah satu bukti banyaknya komunitas Yahudi di Indonesia, masih menurut Metro adanya menorah Yahudi terbesar di dunia yang ada di Manado.

"Kenapa kita harus menyangkal jati diri kita hanya karena Indonesia tak punya hubungan diplomatik. Saya kira Indonesia kan negara demokratis, " ujar Fred Resley, seorang keturunan Yahudi saat diwancarai Metro.

Dalam ulasannya Metro juga mengutip dokumentasi hasil wawancara Benyamin Ketang, penganut Yahudi asal Jember Jawa Timur yang juga pendiri Direktur Eksekutif Indonesia - Israel Public Affairs Comitte (IIPAC). Dalam tayangan tersebut, Ketang mengatakan pentingnya Indonesia berhubungan dengan Israel.

"Indonensia akan lebih perkasa jika membangun hubungan diplomatik dengan Israel, " ujar Ketang dalam tayangan 'Kontroversi HUT Israel' dikutip Metro.

Liputan ditutup dengan sholawat Kiai Kanjeng yang dimotori Cak Nun (Emha Ainun Nadjib, red) dalam bahasa Ibrani berjudul “Shalom Aleichem”.

"Sesungguhnya, sikap anti Israel menghilang seiring dengan semakin terbukanya warga Indonesia dengan negara Yahudi itu, “ tutup Metro.

Inilah yang rupanya diberatkan KAMMI. Menurut KAMMI, dalam tayangan tersebut, jelas-jelas lebih dominan membela Yahudi tanpa ada pembanding sama sekali.

“Bisa dikatakan, 70:30 pro Yahudi tanpa pengimbang. Bahkan di ending cerita, justru Benyamin Ketang diposisikan penting dengan menutup kalimat 'pentingnya Indonesia berhubungan dengan Israel,” ujar Inggra Saputra, Humas KAMMI Pusat.



Kamis, 21 Februari 2013

IX-8 in Memory [# Video]

Sebuah video yang dibuat untuk mengenang 3 tahun berkumpulnya para murid SMP yang saat ini telah beranjak dewasa



Catatan:Ada beberapa orang yang tidak ada didalam video ini dikarenakan tidak adanya foto yang tersedia

Visit ACEH[#Video]

Siapa yang tidak mengenal Aceh?Aceh saat ini menajadi salah satu dari tempat tujuan turis-turis mancanegara yang datang ke Indonesia.Objek-objek wisatanya yang sudah tidak perlu diragukan lagi menjadi kelebihan negeri Serambi Mekkah ini ketimbang daerah yang lain.
Berikut ini adalah 3 buah video yang diambil dari Youtube tentang keindahan-keindahan yang terdapat di Nanggroe Aceh Darussalam:

1.Video Pertama

 

2.Video Kedua


3.Video Ketiga


Jumat, 15 Februari 2013

Sejarah Masjid Baiturrahman


Masjid Baiturrahman Tempo Dulu

Mesjid Baiturrahman telah menjadi simbol Aceh. Menelusuri sejarah Mesjid yang berada di jantung kota Banda Aceh ini, ibarat melihat perjalanan bumi Serambi Mekah. dimulai dari masa kesultanan, penjajahan Belanda dan masa bersama Indonesia lengkap dengan pemberontakannya. Mulai Daerah Operasi Militer, perjanjian damai hingga bencana tsunami. Rumah ibadah ini menyaksikan semuanya

Sejarah mencatat, Baiturrahman kembali melewati satu babak dalam sejarah masyarakat Aceh. Mesjid ini merupakan simbol Aceh. Perjalanan Mesjid ini juga merekam sejarah Aceh. Karena itu tak lengkap rasanya bila berkunjung ke Aceh, tanpa menengok Mesjid berkubah lima ini dan sedikit mengenal sejarahnya.

Mesjid ini sudah berada di tengah kota Banda Aceh sejak zaman kesultanan. Ada dua versi hikayat pendiriannya. Ada yang menyebut Sultan Alauddin Johan Mahmud Syah membangun Mesjid ini pada abad ke 13. Dalam versi lain menyatakan Baiturahman didirikan pada abad 17, pada masa kejayaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Tak ada yang bisa memastikan mana yang benar. Nama Baiturahman, menurut catatan sejarah, diberikan oleh Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu Mesjid ini menjadi salah satu pusat pengembangan ajaran Islam wilayah kerajaan Aceh. Perubahan fisik mesjid mengikuti alur sejarah bumi Serambi Mekah. Bangunan yang kelihatan sekarang bukanlah lagi bangunan semasa zaman kesultanan. Pada masa kesultanan, gaya arsitektur Baiturahman mirip Mesjid-Mesjid tua di Pulau Jawa. Bangunan kayu dengan atap segi empat dan bertingkat yang memiliki 1 kubah. Pada 1873, mesjid ini dibakar oleh Belanda dikarenakan mesjid dijadikan pusat kekuatan tentara Aceh melawan Belanda. Dan pada tahun itu pula terjadi pertempuran besar antara rakyat Aceh dengan tentara Belanda. Tembak menembak yang membuat gugurnya salah seorang perwira tinggi Belanda bernama Kohler. Pertempuran di Mesjid ini dikenang lewat pembangunan prasasti Kohler pada halaman Mesjid. Letak prasasti di bawah pohon Geulempang, yang tumbuh di dekat salah satu gerbang Mesjid.

Peletakan batu pertama pembangunan kembali Mesjid dilakukan tahun 1879 oleh Tengku Malikul Adil, disaksikan oleh Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh saat itu, G. J. van der Heijden. Pembangunan mesjid ini dirancang arsitek Belanda keturunan Italia, De Brun. Bahan bangunan Mesjid sebagian didatangkan dari Penang – Malaysia, batu marmer dari Negeri Belanda, batu pualam untuk tangga dan lantai dari Cina, besi untuk jendela dari Belgia, kayu dari Birma dan tiang-tiang mesjid dari Surabaya. Pembangunan kembali Mesjid dengan satu kubah, selesai dua tahun kemudian. Pada masa residen Y. Jongejans berkuasa di Aceh Mesjid ini kembali diperluas. Kemudian setelah itu, masyarakat Aceh semakin besar, untuk mengupahi dan meredakan kemarahan rakyat Aceh maka Mesjid diperluas lagi kiri kanannya pada tiga tahun kemudian. Ditambahlah dua kubah lagi di atasnya sehingga menjadi tiga kubah. Belanda kemudian meninggalkan Aceh. Bumi Nangroe beralih pada Indonesia.
Pada 1957, masa pemerintahan presiden Soekarno, Mesjid ini kembali berubah. Dua kubah baru dibuat di bagian belakang. Dibangun pula dua menara dengan jumlah tiang mencapai 280 buah. Karena perluasan ini, sejumlah toko di pasar Aceh yang berada di sekeliling mesjid tergusur. Peletakan batu pertama dilakukan oleh menteri agama Republik Indonesia pada masa itu KH Ilyas, kemudian dibangun kira-kira empat tahun. Bangunan berikutnya itu sudah sampai pada menara yang berikut ini. Renovasi Mesjid yang dilakukan pemerintah Soekarno terjadi pada masa gerakan Darul Islam pimpinan Daud Beureueh. Sehingga banyak kalangan yang mengaitkan pembangunan itu sebagai usaha pemerintah meredam pemberontakan itu. Lima kubah juga dianggap mewakili Pancasila yang digagas Soekarno. Pada kurun 1992-1995, Mesjid kembali dipugar dan diperluas hingga memiliki tujuh buah kubah dan lima menara. Setelah dipugar, Mesjid itu mampu menampung 10.000 hingga 13.000 jemaah. Halaman Mesjid juga diperluas hingga menjadi 3,3 hektar.

Semua pemugaran ini dilakukan dengan mempertahankan arsitektur dan bentuk ornamen lama pada masa Belanda. Salah satu tiang peninggalan Belanda, ketika Mesjid masih berkubah satu, masih dipertahankan. Arsitektur Mesjid ini bercorak eklektik, yaitu gabungan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negeri.Ini misalnya tampak pada tiga pintu bukaan serta jendela yang bisa berfungsi sebagai pintu masuk. Jendela ini dibentuk oleh empat tiang langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat di Mesjid-Mesjid Afrika Utara dan Spanyol. Sementara bagian tengah ruang shalat berbentuk bujur sangkar, diatapi kubah utama yang bercorak bawang. Pucuknya dihiasi kubah, mirip Mesjid-Mesjid kuno di India. Pada jendela yang sekaligus menjadi pintu terdapat ukiran yang tampak kokoh dan indah. Untuk menambah kemegahan dan keindahan, Mesjid ini ditempatkan di tengah lapangan terbuka, sehingga semua bagian Mesjid jelas terlihat juga dari kejauhan.

Mesjid Baiturrahman menjadi saksi darurat militer di Aceh, ketika muncul Gerakan Aceh Merdeka. Baiturrahman ini menjadi tempat memanjatkan doa dan harapan rakyat Aceh atas tanggungan beban konflik yang dideritanya. Baiturrahman ini juga menjadi sarana singgah pejabat pusat mengunjugi Aceh yang ketika itu tak aman. Baiturrahman yang konon merupakan salah satu Mesjid terindah Asia Tenggara ini juga menjadi saksi bisu bencana tsunami. Bencana memilukan itu juga merusak sejumlah bagian Mesjid. Rakyat menyelamatkan diri kedalam mesjid sembari meneriakkan Asma Allah.

Pada halaman Mesjid inilah berdirinya posko bencana pertama pasca tsunami Desember 2004 tersebut. Mesjid ini tangguh bertahan dari gempa dan terjangan air laut yang naik ke daratan. Hanya sedikit bangunan yang retak akibat gempa.

Pasca tsunami perdamaian datang. Mesjid ini kembali menjadi bagian sejarah itu. Di Mesjid inilah warga menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia bertemu dengan wakil Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia. Mesjid Baiturrahman menyaksikan perubahan Aceh pasca tsunami dan perjanjian damai. Ketika syariah Islam berlaku di Serambi Mekah, kawasan Mesjid Baiturahman dinyatakan sebagai area terbatas. Hanya pengunjung yang menutup aurat sesuai hukum syariah boleh masuk halaman Mesjid.


Minggu, 10 Februari 2013

Hukum Rayakan Imlek dalam Islam



Anda mungkin pernah mendengar pernyataan begini, "Bahwa Imlek itu hanyalah tradisi etnis Tionghoa dan bukan bagian ajaran agama tertentu". Karenanya umat Islam khususnya yang beretnis Tionghoa boleh-boleh saja merayakan Imlek. Benarkah Imlek hanya tradisi? Bolehkah seorang muslim turut merayakan Imlek? Tulisan ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, dengan menelaah ajaran agama Khonghucu, serta menelaah hukum syariah Islam yang terkait dengan keterlibatan kaum muslimin dalam perayaan hari raya agama lain.

Imlek Adalah Ajaran Agama Khonghucu, Bukan Sekedar Tradisi Tionghoa

Memang tak jarang kita dengar dari orang Tionghoa, termasuk tokoh-tokohnya yang sudah masuk Islam, bahwa Imlek itu sekedar tradisi. Tidak ada hubungannya dengan ajaran suatu agama sehingga umat Islam boleh turut merayakannya. Sebagai contoh, Sekretaris Umum DPP PITI (Pembina Iman Tauhid Islam), H. Budi Setyagraha (Huan Ren Cong), pernah menyatakan bahwa Imlek adalah tradisi menyambut tahun baru penanggalan Cina, datangnya musim semi, dan musim tanam di daratan Cina.

H. Budi Setyagraha berkata,”Imlek bukan perayaan agama.”
Padahal kalau kita mendalami agama Khonghucu, khususnya mengenai hari-hari rayanya, terbukti bahwa pernyataan tersebut tidak benar. Sebab sebenarnya Imlek adalah bagian integral dari ajaran agama Khonghucu, bukan semata-mata tradisi.

Dalam bukunya Mengenal Hari Raya Konfusiani (Semarang : Effhar & Dahara Prize, 2003) hal. vi-vii, Hendrik Agus Winarso menyebutkan bahwa masyarakat memang kurang memahami Hari Raya Konfusiani.
Hendrik Agus Winarso mengatakan,”Misalnya Tahun Baru Imlek dianggap sebagai tradisi orang Tionghoa.” Dengan demikian, pandangan bahwa Imlek adalah sekedar tradisi, yang tidak ada hubungannya dengan agama, menurut penulis buku tersebut, adalah suatu kesalahpahaman (Ibid., hal. v).
Dalam buku yang diberi kata sambutan oleh Ketua MATAKIN tahun 2000 Hs. Tjhie Tjay Ing itu, pada hal. 58-62, Hendrik Agus Winarso telah membuktikan dengan meyakinkan bahwa Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu. Hendrik Agus Winarso menerangkan, Tahun Baru Imlek atau disebut jugaSin Cia, merupakan momentum untuk memperbarui diri. Momentum ini, kata beliau, diisyaratkan dalam salah satu kitab suci Khonghucu, yaitu Kitab Lee Ki, bagian Gwat Ling, yang berbunyi:
“Hari permulaan tahun (Liep Chun) jadikanlah sebagai Hari Agung untuk bersembahyang besar ke hadirat Thian, karena Maha Besar Kebajikan Thian. Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia… (Tiong Yong XV : 1-5).

Penulis buku tersebut lalu menyimpulkan Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu, dengan menegaskan,”Dengan demikian, menyambut Tahun Baru bagi umat Khonghucu Indonesia mengandung arti ketakwaan dan keimanan.” (ibid.,hal. 61).
Maka tidaklah benar pendapat yang menyebutkan bahwa Imlek hanya sekedar tradisi orang Tionghoa, atau Imlek bukan perayaan agama. Yang benar, Imlek justru adalah bagian ajaran agama Khonghucu, bukan sekedar tradisi.
Lagi pula, harus kami tambahkan bahwa boleh tidaknya seorang muslim melakukan sesuatu, tidaklah dilihat apakah sesuatu itu berasal dari tradisi atau ataukah dari agama. Seakan-akan kalau berasal dari tradisi hukumnya boleh-boleh saja dilakukan, sementara kalau dari agama lain hukumnya tidak boleh.
Standar semacam itu sungguh batil dan tidak ada dalam Islam. Karena standar yang benar menurut Islam, adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya):
اتَّبِعُوا Ù…َا Ø£ُÙ†ْزِÙ„َ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ Ø±َبِّÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„َا Øªَتَّبِعُوا Ù…ِÙ†ْ Ø¯ُونِÙ‡ِ Ø£َÙˆْÙ„ِÙŠَاءَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.”(QS. Al-A’raaf: 3)
Kalimat “maa unzila ilaykum min rabbikum” dalam ayat di atas yang berarti “apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”, artinya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Tafsir Al-Baidhawi, [Beirut: Dar Shaadir], Juz III/2).
Jadi suatu perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, tolok ukurnya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Apa saja yang benar menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti boleh dikerjakan. Sebaliknya apa saja yang batil menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti tidak boleh dilakukan
Maka kalau kita hendak menilai perbuatan muslim turut merayakan Imlek menurut Islam, tolok ukurnya harus benar. Yaitu harus kita lihat adalah apakah perbuatan itu boleh atau tidak menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan melihat apakah Imlek itu dari tradisi atau dari agama.
Sungguh kalau seorang muslim menggunakan tolok ukur tadi, yaitu melihat sesuatu itu dari tradisi atau agama, ia akan tersesat. Sebab suatu tradisi tidak selalu benar, adakalanya ia bertentangan dengan Islam dan adakalanya sesuai dengan Islam. Contoh, free sex pada masyarakat Barat yang Kristen. Free sex jelas telah menjadi tradisi Barat, meski perbuatan kotor itu bukan bagian agama Kristen/Katholik, karena agama ini pun mengharamkan zina. Lalu, apakah karena free sex itu sekedar tradisi, dan bukan agama, lalu umat Islam boleh melakukannya? Jelas tetap tidak boleh, bukan?
Walhasil, mari kita gunakan barometer yang benar untuk menilai suatu perbuatan. Barometernya, bukan dilihat dari segi asalnya apakah suatu perbuatan itu dari tradisi atau agama, melainkan dilihat dari segi boleh tidaknya perbuatan itu menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah. Inilah pandangan yang haq, tidak ada yang lain.

Haram Atas Muslim Turut Merayakan Imlek

Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan hari raya agama lain, termasuk Imlek, baik dengan mengikuti ritual agamanya maupun tidak, baik dianggap ajaran agama maupun dianggap tradisi, termasuk juga memberi ucapan selamat Gong Xi Fat Chai. Semuanya haram.
Imam Suyuthi berkata,”Juga termasuk perbuatan mungkar, yaitu turut serta merayakan hari raya orang Yahudi, hari raya orang-orang kafir, hari raya selain orang Arab [yang tidak Islami], ataupun hari raya orang-orang Arab yang tersesat. Orang muslim tidak boleh melakukan perbuatan itu, sebab hal itu akan membawa mereka ke jurang kemungkaran…”(Imam Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91).
Khusus mengenai memberi ucapan selamat, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata,”Adapun memberi ucapan selamat yang terkait syiar-syiar kekufuran yang menjadi ciri khas kaum kafir, hukumnya haram menurut kesepakatan ulama, misalnya memberi selamat atas hari raya atau puasa mereka...” (Ahkam Ahli Adz-Dzimmah, [Beirut : Darul Kutub Al-’Ilmiyah], 1995, Juz I/162).
Dalil Al-Qur`an yang mengharamkan perbuatan muslim merayakan hari raya agama kafir di antaranya firman Allah SWT (artinya) : “Dan (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah) orang-orang yang tidak menghadiri kebohongan…” (QS. Al-Furqan: 72).
Kalimat “laa yasyhaduuna az-zuur” dalam ayat tersebut menurut Imam Ibnu Taimiyah maknanya yang tepat adalah tidak menghadiri kebohongan (az-zuur), bukan memberikan kesaksian palsu. Dalam bahasa Arab, memberi kesaksian palsu diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna bi az-zuur.Jadi ada tambahan huruf jar yang dibaca bi. Bukan diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna az-zuur (tanpa huruf jar bi). Maka ayat di atas yang berbunyi “laa yasyhaduuna az-zuur” artinya yang lebih tepat adalah ”tidak menghadiri kebohongan”, bukannya ” memberikan kesaksian palsu.” (M. Bin Ali Adh-Dhabi’i, Mukhtarat min Kitab Iqtidha` Shirathal Mustaqim Mukhalafati Ash-habil Jahim (terj.), hal. 59-60)
Sedang kata “az-zuur” (kebohongan) itu sendiri oleh sebagian tabi’in seperti Mujahid, adh-Dhahak, Rabi’ bin Anas, dan Ikrimah artinya adalah hari-hari besar kaum musyrik atau kaum jahiliyah sebelum Islam (Imam Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91-95).
Jadi, ayat di atas adalah dalil haramnya seorang muslim untuk merayakan hari-hari raya agama lain, seperti hari Natal, Waisak, Paskah, Imlek, dan sebagainya.
Imam Suyuthi berdalil dengan dua ayat lain sebagai dasar pengharaman muslim turut merayakan hari raya agama lain (Lihat Imam Suyuthi, ibid., hal. 92). Salah satunya adalah ayat (artinya) : “Dan sesungguhnya jika kamu [Muhammad] mengikuti keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 145).
Menurut Imam Suyuthi, larangan pada ayat di atas tidak hanya khusus kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tapi juga mencakup umat Islam secara umum. Larangan tersebut adalah larangan melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang bodoh atau orang kafir [seperti turut merayakan hari raya mereka]. Sedangkan yang mereka lakukan bukanlah perbuatan yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya (Lihat Imam Suyuthi, ibid., hal. 92).
Adapun dalil As-Sunnah, antara lain Hadits Nabi SAW,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Dalam hadits ini Islam telah mengharamkan muslim untuk menyerupakan dirinya dengan kaum kafir pada hal-hal yang menjadi ciri khas kekafiran mereka, seperti hari-hari raya mereka. Maka dari itu, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan hari-hari raya agama lain (Lihat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Penjelasan Tuntas Hukum Seputar Perayaan, [Solo : Pustaka Al-Ummat], 2006, hal. 76).
Berdasarkan dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan Imlek dalam segala bentuk dan manifestasinya. Haram bagi muslim ikut-ikutan mengucapkan Gong Xi Fat Chai kepada orang Tionghoa, sebagaimana haram bagi muslim menghiasi rumah atau kantornya dengan lampion khas Cina, atau hiasan naga dan berbagai asesoris lainnya yang serba berwarna merah. Haram pula baginya mengadakan berbagai macam pertunjukan untuk merayakan Imlek, seperti live band, karaoke mandarin, demo masak, dan sebagainya.
Semua bentuk perbuatan tersebut haram dilakukan oleh muslim, karena termasuk perbuatan terlibat merayakan hari raya agama kafir yang telah diharamkan Al-Qur`an dan As-Sunnah.

Himbauan Kepada Muslim Etnis Tionghoa

Terakhir, kami sampaikan seruan dan himbauan kepada saudara-saudaraku muallaf dari etnis Tionghoa, hendaklah Anda masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhannya (kaffah). Janganlah Anda –semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda semua— mengikuti langkah-langkah setan, yakni masuk ke dalam agama Islam namun masih mempertahankan sebagian ajaran lama yang dulu Anda peluk dan Anda amalkan, seperti perayaan Imlek. Marilah kita masuk ke dalam agama Islam dengan seutuhnya dan seikhlas-ikhlasnya. Mari kita renungkan firman Allah SWT (artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208) Wallahu a’lam bi al-shawab.


Kamis, 07 Februari 2013

Arti Lambang Kota Banda Aceh


Alhamdulillah,setelah lama tidak menulis artikel lagi.Di kesempatan kali ini saya masih diberi kesehatan untuk memposting lagi setelah beberapa hari ini Tugas Menumpuk dan juga banyak ulangan.Nah,kali saya akan membahas tentang arti lambang Kota Banda Aceh, ada baiknya kita mengetahui sekilas wawasan tentang Kota Banda Aceh.

A. Sekilas wawasan tentang Kota Banda Aceh
  • Kota Banda Aceh adalah salah satu kota di Indonesia
  • Kota Banda Aceh merupakan ibu kota provinsi Aceh, Indonesia.
  • Tanggal 22 April 1962 ditetapkan sebagai Hari jadi Kota Banda Aceh
  • Pada jaman dahulu Kota Banda Aceh ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh.
  • Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
  • Kota Banda Aceh terletak pada koordinat 05°16' 15" - 05° 36' 16" Lintang Utara dan 95° 16' 15" - 95° 22' 35" Bujur Timur.
  • Luas wilayah Kota Banda Aceh yaitu 61,36 km2
  • Batas wilayah Kota Banda Aceh adalah :
·         Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
·         Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar
·         Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia
·         Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar
  • Kota Banda Aceh dibagi menjadi 9 kecamatan yaitu Baiturrahman, Banda Raya, Jaya Baru, Kuta Alam, Kuta Raja, Lueng Bata, Meuraksa, Syiah Kuala, Ulee Kareng.
B. Arti Lambang Kota Banda Aceh

http://farm7.static.flickr.com/6170/6172283500_64c0fa6caf_m.jpg


Lambang daerah Kota Banda Aceh ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Praja Kuta Raja Nomor 3 Tahun 1962.
Makna yang terkandung didalam lambang tersebut terdiri atas tujuh unsur, yaitu: 

1.Pancasila
Unsur Pancasila dilambangkan dengan :
-Lima warna yang terdapat didalam lambang daerah yaitu: kuning, hijau, hitam, merah dan putih. 
-Puncak mesjid dengan latar belakang Gunongan yang semuanya berjumlah lima puncak. 
-Lima buah sudut dibagian atas perisai

2.Kebudayaan dan Keagamaan 
  • yang dilambangkan dengan Gunongan dan Kubah Mesjid
3.Kemakmuran 
  • yang dilambangkan dengan lada dan padi.
4.Kepahlawanan 
  • yang dilambangkan dengan rencong yang terhunus.
5.Pendidikan
  •  Pendidikan dan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang dilambangkan dengan tugu Kota Pelajar/Mahasiswa Darussalam.
6.Pelindung
  •  Pelindung atau pembela rakyat yang dilambangkan dengan perisai.
7.Keagungan
  •  yang dilambangkan dengan warna kuning. 
Demikian kurang lebih arti lambang Kota Banda Aceh, semoga bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.Dan juga semoga di hari-hari berikutnya saya bisa sering memposting lagi.Amin




Sabtu, 02 Februari 2013

Google Akui Bendera Aceh

Kendati masih kontroversi dan belum di-sahkan menjadi Bendera resmi Aceh, ternyata Google terlebih dulu mencuri Start memasang Bulan Bintang dihalaman utama kata kunci Pencarian ‘Aceh’.

Jika Anda mengetik keyword  kata ‘Atjeh’ atau ‘Aceh’ di mesin pencari Google. Maka apa yang terjadi? Anda akan mendapati hamparan Peta Aceh sekaligus ‘Bulan Bintang’ terpampang jelas disisi kanan laman Google persis seperti yang terlihat di gambar di atas. 

Selanjutnya mesin pencarian Google mendeskripsikan sebagai berikut:

Klik Spoiler Berikut:
Aceh is a special region of Indonesia. It is located at the northern end of Sumatra. It capital is Banda Aceh and its population is approximately 4,500,000. Wikipedia
Lantas Mengapa Google  akui Bendera Bulan Bintang?


Sama halnya apabila pengguna mengetik nama-nama negara semisal, Indonesia, Thailand atau Malaysia. Maka, mesin pencari google akan memunculkan hamparan Peta lengkap dengan Bendera Negara tersebut.



Uniknya, hal ini hanya berlaku untuk Aceh, tidak untuk propinsi lain di wilayah Indonesia, misal Jakarta, Jogya atau Papua. Lihat tautan link !


Lantas Atjehcyber.net melanjutkan penelusuran asal bendera ‘Bulan Bintang’ Aceh tersebut sehingga dikutip oleh Google dihalaman utamanya.

Ternyata, bendera tersebut berasal dari sebuah laman flagspot.net situs terbesar ditujukan untuk vexillology (studi bendera) bernama ‘Flags of the World’ (FOTW) asal luar negeri yang didirikan pada tahun 1994.

Di sana Anda dapat menemukan lebih dari 53.000 bendera negara, wilayah, kabupaten dan kota, baik dulu hingga saat ini. Mengutip FOTW, laman tersebut mendeskripsikan cukup detail dan terperinci sejarah asal mula Bendera Bulan Bintang ini dari sebuah wawancara di Hallands-Posten, sebuah koran di Swedia pada 1999.

Klik Spoiler Berikut:
Bendera negara independen Aceh-Sumatra secara resmi dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan dan diperbaharui pada tanggal 4 Desember 1976 oleh Kepala Negara Teungku Tjhik di Tiro Muhammad Hasan (Teungku Hasan di Tiro). Gerakan Aceh Merdeka (Gerakan Aceh Merdeka (GAM), juga dikenal sebagai Front Pembebasan Nasional Aceh Sumatera (ASNLF), adalah kelompok Islam bersenjata meraih kemerdekaan bagi Aceh (Acheh, Achin atau Atjeh) di Sumatra dari seluruh Indonesia. Bendera Negara Aceh berusia lebih dari seribu tahun, sejak zaman Sultan Ali Mughayat Shah, Iskandar Muda, Shah Mahmud, Tengku Tjhik di Tiro Muhammad Saman sampai hari ini. Namun dua garis-garis hitam yang ditambahkan pada tahun 1976 oleh Kepala Negara saat ini, Tengku Hasan di Tiro, untuk memperingati semua perang Aceh mati syahid dalam membela bendera ini di masa lalu. Bendera lebih dari seribu tahun tersebut digunakan dalam pertempuran laut melawan Portugal (Portugis) pada 1586, dan dalam perang melawan Belanda dari tahun 1873 sampai 1942. (Secara resmi perang berakhir pada 1914, Namun kelompok-kelompok kecil yang bertahan terus berjuang Pada tahun 1942 Jepang menyerbu Hindia Belanda.) Sabit dan bintang adalah simbol Islam sebagai penyerahkan kepada Allah, hukum dan keadilan. Merah bermakna keberanian, kesetiaan, kebenaran dan kesediaan untuk berkorban untuk jalan yang benar di jalan Allah. Para fimbriations putih melambangkan kemurnian dari objek ciptakan. Panjang bendera ditetapkan sesuai standar dari desainer ahli. Ada rancangan undang-undang otonomi khusus bagi provinsi Aceh. Hukum akan segera dibahas oleh parlemen pusat. Termasuk dalam draft adalah perubahan nama dari 'Provinsi Daerah Istimewa Aceh' untuk 'Nanggroe Aceh Darussalam' (NAD), otoritas Negeri Wali (Sultan-red) untuk merancang lambang NAD, dan yang paling menarik adalah desain dan penggunaan 'Alam Aceh', yang merupakan bendera / standar Aceh. Jika rancangan ini disahkan, Aceh akan menjadi wilayah pertama di Indonesia menggunakan bendera regional de facto dan dijamin oleh hukum. Tampaknya tak terelakkan bahwa Aceh akan mengibarkan bendera baru mereka jika rancangan ini disahkan (menjadi hukum penuh operasi), karena tuntutan untuk kedua otonomi dan independen yang sangat kuat di sana. Pernyataan bahwa bendera adalah lebih dari 1000 tahun tampaknya menjadi klaim umum oleh rakyat Aceh.

Deskripsi yang dinukil FOTW senada dengan sejumlah penggagas di DPR-Aceh yang mengusulkan penggunaan bendera bulan bintang sebagai bendera Aceh dalam Rancangan Qanun Bendera dan Lambang Aceh pada 19-20 November lalu.

Sekretaris Badan Legislasi DPR-Aceh, Abdullah Saleh pernah menjelaskan. Bendera itu simbol-simbol yang digali dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang di Aceh.

”Masalah bendera dan lambang ini, tidak dilihat dalam fase GAM saja, tapi harus dilihat fase Aceh sebelumnya. Sesungguhnya bendera yang diajukan itu sudah ada sejak masa kesultanan Aceh. Jadi, klaim ini bukan semata klaim GAM,” ujar Saleh dilansir Atjehpost, (9/12) lalu.

Abdulah menjelaskan, simbol warna putih adalah simbol suci, dan bukan hanya Aceh yang menggunakan putih sebagai simbol. Banyak juga bendera yang memakai warna putih. Begitu juga dengan warga merah sebagai simbol keberanian yang berlaku universal.

Sedangkan garis hitam di antara bulan dan bintang merupakan bentuk duka cita untuk mengenang para syuhada yang telah gugur. Sedangkan penggunaan bulan bintang sebagai simbol Islam yang selama ini menjadi ciri khas Aceh.

Perihal bendera Aceh sebenarnya juga tertuang dalam butir-butir nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Republik Indonesia dan GAM, di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Setidaknya ada dua butir nota kesepahaman yang menjelaskan soal bendera Aceh. Di antaranya pada butir 1.1.5. disebutkan Aceh memiliki hak untuk menggunakan simbol-simbol wilayah termasuk bendera, lambang dan himne.

Sampai saat ini, Bendera Aceh masih menjadi kontroversi dikalangan elit Aceh dan Pusat.

Sumber: