Metro TV dianggap sesat |
Setelah pernah menilai Rohis
sebagai “Generasi Baru Teroris!” diprogram "Metro Hari Ini"
pada 15 September 2012 pukul 18.00 WIB dalam dialog, MetroTV kini dinilai
meresahkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dalam tayangan
INSIDE edisi “Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” edisi Kamis, 14 Februari
2013.
Tayangan berdurasi 5 menit
36 detik yang ditulis Monique Rijkers menggambarkan komunitas Yahudi di
Indonesia.
Hanya saja, tayangan ini
dirasa mengganggu setelah adanya visualisasi beberapa organisasi massa Islam
yang ditampilkan dalam program ini. Misalnya, di 20 detik pertama, dengan
sangat jelas digambarkan aksi massa KAMMI sedang berdemonstrasi yang diakhiri
pembakaran replika bendera Yahudi, Bintang Davis.
Pada 20 detik selanjutnya,
menyusul aksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
yang juga melakukan aksi anti Yahudi.
Memang tak ada pernyataan
KAMMI, PKS, HTI atau ormas-ormas Islam lainnya. Hanya saja, saat visualiasi,
ikut diselipkan istilah massa intoleran dan anti Semit (anti Yahudi). “Di
Indonesia masih banyak sikap anti semit,” demikian ulasan Metro.
Dalam ulasan itu Metro juga
mengakui memang Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan tak
mengakui negeri Yahudi tersebut, namun menurut televisi ini, usaha mendekatkan
dengan Yahudi itu sudah lama dimulai di jaman Gus Dur.
"Tetapi di era Gus Dur
(Abdurrahman Wahid, red) kedekatan dengan Israel terjalin. Bahkan Gus Dur
bersahabat dekat dengan keturunan Yahudi. Sementara dalam hubungan ekonomi,
meski tidak resmi, hubungan dagang kerap berlangsung," ujar Metro.
Media ini juga menyebut
kedatangan George Soros yang pernah menemui Presiden Susilo B Yudhoyono.
George Soros, adalah
miliarder Yahudi berkebangsaan AS yang pernah mengantar Indonesia bersama
sejumlah negara lainnya ke lembah kelam bernama krisis moneter tahun 1997/1998.
Menurut Metro, komunitas
Yahudi di Indonesia kini bahkan makin meningkat, khususnya di kalangan penganut
Kristen. Ini ditandangi program-program perjalanan ruhani ke Yerussalem.
Selain program-program
tersebut, salah satu bukti banyaknya komunitas Yahudi di Indonesia, masih
menurut Metro adanya menorah Yahudi terbesar di dunia yang ada di Manado.
"Kenapa kita harus
menyangkal jati diri kita hanya karena Indonesia tak punya hubungan diplomatik.
Saya kira Indonesia kan negara demokratis, " ujar Fred Resley, seorang
keturunan Yahudi saat diwancarai Metro.
Dalam ulasannya Metro juga
mengutip dokumentasi hasil wawancara Benyamin Ketang, penganut Yahudi asal
Jember Jawa Timur yang juga pendiri Direktur Eksekutif Indonesia - Israel
Public Affairs Comitte (IIPAC). Dalam tayangan tersebut, Ketang mengatakan
pentingnya Indonesia berhubungan dengan Israel.
"Indonensia akan lebih
perkasa jika membangun hubungan diplomatik dengan Israel, " ujar Ketang
dalam tayangan 'Kontroversi HUT Israel' dikutip Metro.
Liputan ditutup dengan
sholawat Kiai Kanjeng yang dimotori Cak Nun (Emha Ainun Nadjib, red) dalam
bahasa Ibrani berjudul “Shalom Aleichem”.
"Sesungguhnya, sikap
anti Israel menghilang seiring dengan semakin terbukanya warga Indonesia dengan
negara Yahudi itu, “ tutup Metro.
Inilah yang rupanya
diberatkan KAMMI. Menurut KAMMI, dalam tayangan tersebut, jelas-jelas lebih
dominan membela Yahudi tanpa ada pembanding sama sekali.
“Bisa dikatakan, 70:30 pro
Yahudi tanpa pengimbang. Bahkan di ending cerita, justru Benyamin Ketang
diposisikan penting dengan menutup kalimat 'pentingnya Indonesia berhubungan
dengan Israel,” ujar Inggra Saputra, Humas KAMMI Pusat.
Sumber:News.Atjehcyber.net
0 komentar:
Posting Komentar
Harap berkomentar dengan cerdas dan bijak.Diharapkan anda tidak berkomentar dengan komentar yang berbau sara,rasis,dll
Terima kasih